Monday, February 23, 2009

Saksi Hidup Bom di Dekat(Masjid)Husein


Turmudzi; Saya Pun Hampir Menjadi Korban

Sore kemarin, Selasa 23 Februari 2009, menjadi hari yang sangat menakjubkan bagi Turmudzi Muchtar, salah satu mahasiwa Indonesia di Mesir yang bertempat tinggal di daerah Husein. Bermaksud menunggu rekannya, ia duduk di taman depan Masjid Husein. Ia menunggu sembari membaca buku, juga diselingi bermain dengan anak kecil yang duduk di sampingnya. Tepat pukul 18.30 waktu Kairo, ia dikejutkan ledakan yang dahsyat —setidaknya menurut dia. Turmudzi pun beranjak pelan dari tempat duduknya dan bahkan hampir jatuh akibat getaran ledakan itu.

Ada apa ini? Tanpa menunggu waktu, banyak warga yang teriak-teriak, “Bom!!!Bom!!! Lari lari!!! Seketika ambulans pun berdatangan. Ibu-ibu teriak, “Anakku…Mana anakku?” turis-turis pun kocar-kacir. Suasana yang sebelumnya adem-ayem, berubah seketika. Beberapa kafe remuk. Depan masjid yang semula sunyi-khusyuk untuk Ibadah serta-merta ditutup. Tidak diperbolehkan sama sekali orang masuk. Mencekam-menyerikan, setidaknya ini yang bisa mewakili dari apa yang telah disampaikan Turmudzi.

Para korban langsung dibawa ke dekat masjid. Sedangkan sebagian korban yang ‘cidera parah’ segera dilarikan ke Rumah Sakit Husein. Karena tidak bawa tanda pengenal sama sekali, baik paspor maupun karneh (Kartu Mahasiswa), di samping cari selamat-aman, Turmudzi bergegeas pulang menuju rumah. Ia ketar-ketir, was-was ketika syurthah (polisi) bersiaga. Tentunta sebagai warga asing, Turmudzi bisa saja tertangkap, walau hanya sekedar untuk dimintai keterangan. Bukan karena tidak mau bersaksi, tapi lebih karena cari aman saja. Ketika berjalan menjauh dari lokasi, Turmudzi masih sempat melihat polisi yang segera memasang pagar betis sebanyak tiga baris dengan posisi melingkar di daerah kejadian. Sisanya menyelamatkan dan membawa para korban menuju ambulans. Kursi dan meja di depan kafe-kafe dibersihkan untuk mempermudah evakuasi dan penyelidikan.

Masih dalam kondisi trauma, ketika diwawancarai reporter numesir.org, Turmudzi mengungkapkan, ketika dia berjalan kurang lebih 150 M dari lokasi, ia mendangar satu lagi ledakan bom. Ia seketika lari ke rumah karena memang sudah hampir sampai. Benar saja, menurut Kolonel Mahmoud, memang ada dua bom. Yang pertama meledak pada pukul 18.30 WK (Waktu Kairo) di samping kanan kafe Ahwah Zahra. 20 menit setelahnya, bom berikutnya meledak ketika polisi tengah mengevakuasi korban. Kolonel Mahmoud menjelaskan, bom kedua ini meledak di depan kafe yang berjarak kurang lebih 5 M dari lokasi bom pertama. Ketika ditanya akan ada bom susulan lain, beliau menyatakan bahwa pihak kepolisian sudah mengantisipasinya. Namun hingga berita ini diturunkan, belum ada tanda-tanda keberadaan bom susulan.

Kedua bom termasuk skala kecil, kerena getarannya hanya mencapai jarak 20-30 M. efek ledakan juga hanya mencapai 5 M. Sedangkan suara didengar dalam radius 150-200 M. Ketika dikonfirmasi, warga di daerah Bâb al-Sya’riyyah, Syâri’ Gamaliyyah, dan sekitarnya yang berjarak sekitar 400 M dari lokasi ledakan sepakat tidak mendengar bom sama sekali. Hingga berita ini disampaikan, tercatat 22 korban. 4 orang meninggal —satu meninggal di tempat, 18 lainnya cidera. 2 orang meninggal warga Arab dan 2 lainnya Eropa. Sedang korban yang cidera, baik berat maupun ringan, 11 orang berwarga negara Prancis, 4 orang Spanyol, dan sisanya Arab. Kuat dugaan 3 pribumi dan sisanya Arab Saudi.[


No comments: