Saturday, February 14, 2009

Pesantren Afkar

Berkait Pesantren Afkar;
(Perdana-ke Depan)


Setelah kemarin saya menulis 'seklumit-sedikit unek-unek terhadap afkar', maka, menurut hemat saya, sangat perlu sekaligus urgen untuk membuat suatu, katakanklah, pembuka untuk 'roda' afkar ke depan lebih sistematis. Tapi, sesuai apa yang telah diamanahkan oleh Afkar kepada saya untuk membawa pesantren afkar satu tahun ke depan, masa pemerintahan mas Ilan-Khozin: maka saya lebih fokus untuk menulis terkait itu—pesantren afkar.


Ketika rapat Tanfidziyah, ketua tanfidz, di awal februari, melempar semacam 'bola liar' untuk diamanahkan kepada afkar, terkhusus kepada pesantren afkar: membuat metode sistematis guna kader NU ke depan, dengan penuh harap, kita bisa tetap bertahan menjadi icon Intelektual; bukan hanya secara individu-individu warga NU tapi bisa terkoordiner; kompak-serempak. Sehari setelah rapat, langsung seketika"penjaga gawang" afkar, mulai junior sampai senior(pengurus) , mengadakan rapat intern guna membahas lebih mendalam 'bola liar' dari ketua tanfidz.

Setelah rapat beberapa hari. Begitu alotnya, alhamdulillah afkar telah menelorkan beberapa kebijakan, katakanlah, untuk menindaklanjuti wacana di atas. Di samping, afkar juga telah meng-evaluasi sistem afkar yang selama ini berjalan; khususnya pesantren afkar.

Pesantren afkar, yang selama ini menggunakan metode diskusi , secara simple bisa digambarkan, dengan memberi tugas kepada afkarian untuk membuat makalah, dengan tema yang telah ditentukan; juga lebih sering mengekor pada tema afkar ketika terbit. Setelah dievaluasi, kiranya metode ini kurang tepat. Hal ini bukan karena apa, tapi lebih pada subtansi dari diskusi itu sendiri. Selain persiapan dari afkarian, satu sama lain, tidak berimbang; tak jarang diskusi kurang mendalam-integral. Nah, untuk memberi solusi terkait hal itu, maka pesantren afkar ke depan akan menngunakan sistem kelas per-kelas. Meskipun awalnya hal ini untuk semua kalangan NU, tapi untuk tahap awal sistem ini lebih fokus pada afkarian.

Sistem kelas ini, tentu akan tergambar pada afkarian sebuah sistem yang membosenkan. Nah, sesuai usul dari para senior, kak muhib, mas atjeng dan makfi (pinum demisoner), kita harus menyiapkan suatu metode yang kelihatannya klasik, namun disuguhkan dengan bingkai yang memukau. Khususnya terkait hal yang bersifat teknis-praktisnya.

Untuk dari teknis-praktisnya: mentor, hidangan diskusi dan tempat-nya dengan pra-syarat yang telah disebut di atas: memukau, nikmat-lezat. Mentor; guna mengakomodir hal itu, maka kita telah memilihkan mentor, yang menurut standart-standart yang telah ditentukan, di samping itu, juga mempunyai emosional yang dekat-intim dengan para afkarian. Tentu juga disesuaikan 'hidangan'. Mentor, tentu sangat berkait kelindan dengan kurikulum, kolaborasi pemaparan diskusi dan metode yang 'anyar'.

Berkait dengan 'hidangan'(red; kurikulum), sesuai kebersepakatan, dalam tahap awal kita akan menyelesaikan tiga bidang: sejarah Islam klasik, pemikiran kontemporer dan, terakhir, dealektika kontemporer dan turats. Hal ini sekilas berat, namun, cukup dengan diwakili beberapa buku kita akan mengetahuai peta dan tata letak di mana kita akan lebih memperdalam, tentu sesuai yang kita mood (spesialisasi) untuk ke sana. Minimal untuk dasar pondasi kita sebagai insan akademis—untuk buku akan diberitahukan menyusul. Sedang, untuk elaborasi( berkait teknis-praktis yang lebih detail) dan metode yang 'anyar' akan dibicarakan dan didiskusikan lebih lanjut bersama afkarian ketika kumpul perdana pada tanggal 20 februari 2009—tak ada alasan untuk tidak datang, mohon dengan sangat pada semuanya, afkarian, untuk meng-kosongkan pada waktu yang telah ditentukan sesuai kesepakan. Sedangkan untuk masalah tempat, sepertinya, untuk tahap kali pertama kita maksimalkan untuk di sekretariat NU. Di samping pembahasan bia r lebih fokus-khusyuk, pertimbangan berselng-seling. Pasalnya, kemarin kita telah kumpul di luar Sekretariat.

Sedikit ulasan terkait metode pesantren afkar. Pesantren afkar ke depan menggunakan, seperti yang di singgung di atas, kelas-per kelas. Dalam hal ini, kita bagi dua. Alias dua tahap. Tahap awal, tentu pengenalan. Maka, kurikulum pun tak jauh melangit. Cukup sederhana: sejarah Islam klasik, pemikiran kontemporer dan dealektika turats dan kontemporer. Penekanan dalam tahap ini: analisa kritis afkarian, keseriusan untuk menyelesaikan tugas-tugas awal dan dasar pondasi dasar yang sama antara anggota.

Setelah tahap awal. Di rasa sangat urgen apabila penekanan dan akselerasi afkarian biar lebih berkembang, sangat perlu pembelajaran menulis yang digodok secara serius dan kontinyu. Maka, sambil melanjutkan misi awal, segi tulis menulis menjadi acuan selanjutnya. Sedan untuk teknis praktis yang lebih mendetail kita akan bicarakan lebih lanjut ketika kumpul. Lain sisi, kita juga akan mengembangkan beberapa kurikulum dan buku sesuai kebutuhan yang dibutuhkan.

Guna merealisasikan hal-hal besar urgen di atas, tentu dibutuhkan komintmen besar beserta keseriusan yang dalam. Ini bukan lahir dari afkar, tapi lebih dari itu, harus dimulai dari afkarian (alias individu-per individu)sendiri. Sedang metode, cara dan, beberapa stimulan di atas, katakanlah, berupa media. Hanya jembatan, untuk menuju shirâtal mustaqîm. Setelah lahir semangat-baru dari afkarian, tak ayal ke depan akan timbul-tumbuh gerak aktif afkarian semua. Maka, di sini, kami mewakili staf pesantren afkar, menerima dengan legawa-lapang dada hal-hal yang berkait usulan, kritik dan masukan-masukan yang lebih konstruktif.

Akhirnya, demikian dulu. Ini yang bisa saya tulis. Bisa saya ulas. Guna lebih membuka diskusi dan sharing ide sesama afkarian; maka sangat baik bila hal ini diteruskan untuk ditanggapi. Untuk masukan buat afkar khususnya pesantren afkar


No comments: